http://www.facebook.com/home.php?#/event.php?eid=424352515506
Istilah "dokumenter" pertama kali digunakan dalam suatu pembahasan film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926. Dokumenter dianggap sebagai suatu metode publikasi sinematik yang, dalam istilah Grierson sendiri, disebut ‘perlakuan kreatif atas keaktualitasan’ (creative treatment of actuality).
Bahwasanya film dokumenter memiliki nilai informatif yang bernilai tinggi serta memberikan pencerahan bagi masyarakat, melalui film dokumenter dapat diketahui informasi yang divisualisasikan secara realistis, sehingga masyarakat dapat memahami kenyataan yang sesungguhnya. Pembuatan film dokumenter tidak terlepas dari gagasan mengenai apa yang harus didokumentasikan. Sesuatu harus berdasar fakta-fakta yang pernah atau sedang terjadi di masyarakat.
Berangkat dengan tujuan memasyarakatkan film dokumenter yang masih jarang peminatnya di Bali, Danes Art Veranda mengadakan Workshop Film Dokumenter dengan menghadirkan IGP Wiranegara (Pemenang Piala Citra 2005 untuk film dokumenter terbaik) sebagai pemateri. Workshop berlangsung satu (1) hari pada hari Sabtu, 30 Januari 2010 pukul 09.30 WITA s.d. selesai bertempat di Danes Art Veranda, Jl. Hayam Wuruk No. 159 Denpasar 80235 Bali.
Dalam workshop ini peserta akan diperkenalkan seluk beluk film dokumenter beserta cara membuat film dokumenter dengan kamera sederhana langkah demi langkah dari proses pra produksi – produksi – pasca produksi.
Workshop gratis dan peserta terbatas untuk 30 orang. Peserta membawa kameranya sendiri-sendiri (bila ada). Peserta akan mendapatkan fasilitas snack dan makan siang dan diharapkan hadir 15 menit sebelum workshop.
Bagi yang berminat, segera mendaftar ke email: thegallery@popodanes.com dengan mencantumkan data diri.
Sampai jumpa! :)
Rabu, 27 Januari 2010
Senin, 25 Januari 2010
http://www.google.co.id/search?hl=id&ei=F1teS9bQNZDg7AOIipXIAg&sa=X&oi=spell&resnum=0&ct=result&cd=1&ved=0CA4QBSgA&q=pemilih+umum+secara+langsung,+undang-undang&spell=1
pemilih umum secara langsung, undang-undang - yahoo
pemilih umum secara langsung, undang-undang - yahoo
http://www.filmalternatif.org/?m=news.detail&id=142
Pada tanggal 22 hingga 24 Januari 2010 akan diselenggarakan South to South Film Festival 2010 (StoS 2010) untuk yang ketiga kalinya, sejak pertama kali digelar pada tahun 2007. StoS 2010 adalah sebuah festival yang berbicara mengenai persoalan sosial dan lingkungan, utamanya di Negara Selatan-Selatan.
StoS 2010 mencoba meramaikan ruang yang bernama festival film di Indonesia, yang notabene tidak terlalu banyak. Walau dalam 2 tahun belakangan ada tren yang menunjukan semakin ramainya festival film di Indonesia, utamanya di luar lingkar kota besar seperti Jakarta, Bandung, serta Yogyakarta dan biasanya dijalankan oleh komunitas film.
“Setidaknya StoS 2010 mencoba menambahkan warna baru dalam konteks festival film di Indonesia, terlebih festival ini coba untuk fokus pada isu-isu sosial serta lingkungan, yang disajikan dalam film dokumenter serta fiksi – panjang maupun pendek”, jelas Ferdinand, koordinator utama StoS 2010.
Festival ini diselenggarakan secara kolektif oleh lembaga yang bekerja pada isu sosial – lingkungan yaitu JATAM, SP, WALHI, Sawit Watch, KIARA, Ecosister, SBIB, FWI, Gekko Studio, dan Indonesian Civil Society Forum for Climate Justice (CSF). Tema “We Care” merupakan tema yang merangkai isi StoS 2010. “We Care merupakan penerjemahan dari sikap kepedulian kita terhadap persoalan sosial – lingkungan, yang kita hadapi sehari-hari. “Kami berharap festival ini benar bisa menjadi ruang dialog publik seluas-luasnya untuk memahami persoalan sosial dan lingkungan disekitar kita”, lanjut Ferdinand.
Vonni, koordinator acara StoS 2010 menjelaskan, rangkaian StoS 2010 terdiri dari pemutaran film kompetisi dokumenter lingkungan, non kompetisi, pameran foto, espresso, diskusi, hingga pertunjukan musik. “StoS 2010 diawali dengan pemutaran film keliling ke sekolah-sekolah serta lomba blog dan fotonovela”, jelas Voni.
“StoS 2010 akan diselenggarakan di 2 tempat; Goethe Institut Jakarta dan CCF Jakarta (Salemba) dari tanggal 22 hingga 24 Januari 2010. Festival ini terbuka untuk umum dan gratis”, tutup Voni.
Sekretariat StoS 2010
Jl. Mampang Prapatan II no 30 Jakarta Selatan 12790
021 – 7918 1683
www.stosfestival.org
“We Care” South to South Film Festival 2010
11 Jan 10 oleh : AdministratorPada tanggal 22 hingga 24 Januari 2010 akan diselenggarakan South to South Film Festival 2010 (StoS 2010) untuk yang ketiga kalinya, sejak pertama kali digelar pada tahun 2007. StoS 2010 adalah sebuah festival yang berbicara mengenai persoalan sosial dan lingkungan, utamanya di Negara Selatan-Selatan.
StoS 2010 mencoba meramaikan ruang yang bernama festival film di Indonesia, yang notabene tidak terlalu banyak. Walau dalam 2 tahun belakangan ada tren yang menunjukan semakin ramainya festival film di Indonesia, utamanya di luar lingkar kota besar seperti Jakarta, Bandung, serta Yogyakarta dan biasanya dijalankan oleh komunitas film.
“Setidaknya StoS 2010 mencoba menambahkan warna baru dalam konteks festival film di Indonesia, terlebih festival ini coba untuk fokus pada isu-isu sosial serta lingkungan, yang disajikan dalam film dokumenter serta fiksi – panjang maupun pendek”, jelas Ferdinand, koordinator utama StoS 2010.
Festival ini diselenggarakan secara kolektif oleh lembaga yang bekerja pada isu sosial – lingkungan yaitu JATAM, SP, WALHI, Sawit Watch, KIARA, Ecosister, SBIB, FWI, Gekko Studio, dan Indonesian Civil Society Forum for Climate Justice (CSF). Tema “We Care” merupakan tema yang merangkai isi StoS 2010. “We Care merupakan penerjemahan dari sikap kepedulian kita terhadap persoalan sosial – lingkungan, yang kita hadapi sehari-hari. “Kami berharap festival ini benar bisa menjadi ruang dialog publik seluas-luasnya untuk memahami persoalan sosial dan lingkungan disekitar kita”, lanjut Ferdinand.
Vonni, koordinator acara StoS 2010 menjelaskan, rangkaian StoS 2010 terdiri dari pemutaran film kompetisi dokumenter lingkungan, non kompetisi, pameran foto, espresso, diskusi, hingga pertunjukan musik. “StoS 2010 diawali dengan pemutaran film keliling ke sekolah-sekolah serta lomba blog dan fotonovela”, jelas Voni.
“StoS 2010 akan diselenggarakan di 2 tempat; Goethe Institut Jakarta dan CCF Jakarta (Salemba) dari tanggal 22 hingga 24 Januari 2010. Festival ini terbuka untuk umum dan gratis”, tutup Voni.
Sekretariat StoS 2010
Jl. Mampang Prapatan II no 30 Jakarta Selatan 12790
021 – 7918 1683
www.stosfestival.org
Selasa, 04 Agustus 2009
Langganan:
Postingan (Atom)